PENGARUH
GIBERELIN TERHADAP PERKECAMBAHAN Lycopersicum
esculentum.
Salah satu ciri utama
tumbuhan sebagai organisme hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan terlebih dahulu diawali oleh perkecambahan biji.
Pertumbuhan dan perkembanngan dipengaruhi oleh beberapa faktor, demikian pula
dengan perkecambahan biji. Zat pengatur tumbuh dan perkembangan pada tumbuhan
meliputi hormon. Hormon sebagai zat pengatur tumbuh dihasilkan atau disintesis
oleh tumbuhan pada bagian tertentu dari tumbuhan kemudian diangkut ke tempat
lain pada tumbuhan tersebut.
Beberapa kelompok
hormon yang telah diketahui adalah auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan
asam absisat (ABA). Beberapa diantaranya bersifat merangsang suatu pertumbuhan
atau perkembangan sedangkan yang lainnya sebagai penghambat.
Giberelin dapat merangsang
perkecambahan dan membantu terbentuknya partenokarpi. Untuk dapat memahami
kerja hormon giberelin terhadap perkecambahan biji dilakukan percobaan “Pengaruh Giberelin Terhadap Perkecambahan Lycopersicum esculentum”.
A. Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain : gelas
digunakan sebagai tempat larutan giberelin (GA), Pipet tetes digunakan untuk
mengambil larutan giberelin (GA), dan Cawan petri digunakan sebagai tempat biji
tomat (Lycopersicum esculentum).
Bahan yang digunakan antara lain : Biji Lycopersicum esculentum digunakan
sebagai parameter atau bahan yang diamati perkecambahannya, Larutan giberelin
(GA) digunakan sebagai zat pengatur tumbuhan yang diberikan untuk memacu
perkecambahan biji Lycopersicum
esculentum, Aquades digunakan sebagai control pembanding, dan Kapas
digunakan sebagai media tumbuh biji Lycopersicum
esculentum.
B.
Cara Kerja
· Disiapkan
larutan GA dengan berbagai konsentrasi yaitu 0 ppm; 0,01 ppm; 0,1 ppm; 1 ppm;
dan 10 ppm
· Diambil
masing-masing sebanyak 20 biji dan diletakkan dalam cawan petri yang telah
diberi kapas dan larutan GA sesuai konsentrasi
· Diamati
dan dihitung jumlah biji yang berkecambah dan dibuang biji yang berkecambah,
dicatat hasilnya setiap hari dan diakhiri pengamatan pada hari ke7
· Ditambah
larutan GA dengan konsentrasi yang sesuai jika larutan GA dalam cawan petri
telah habis
C.
Hasil dan Pembahasan
Konsentrasi GA
(ppm)
|
Biji tanaman Lycopersicum esculentum yang
berkecambah
|
Jumlah biji
yang berkecambah
|
||||||
Hari ke-
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
0
|
-
|
18
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
0,01
|
-
|
18
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
0,1
|
1
|
15
|
2
|
2
|
-
|
-
|
-
|
20
|
1
|
-
|
16
|
3
|
1
|
-
|
-
|
-
|
20
|
10
|
-
|
19
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
20
|
Menurut Campbell (2003)
giberelin adalah salah satu hormon yang mempunyai peran penting dalam suatu pertumbuhan
tanaman. Awal dari suatu pertumbuhan yaitu dari perkecambahan, meskipun tidak
sedikit yang berasal dari perkecambahan.
Berdasarkan hasil
percobaan, dapat diketahui semua biji Lycopersicum
esculentum dapat berkecambah semua mulai konsentrasi 0-10 ppm. Pada hari
ke-1, biji yang berkecambah hanya 1 yaitu pada konsentrasi 0,1 ppm. Pada hari
ke-2 perkecambahan sangat meningkat yaitu pada konsentrasi 0 ppm dan 0,01 ppm
terdapat 18 biji yang berkecambah. Kemudian pada konsentrasi 0,1 ppm; 1 ppm;
dan 10 ppm mengalami peningkatan angka perkecambahan yaitu dari 15 biji, 16
biji, dan 19 biji. Hari ke-3 perkecambahan pada konsentrasi 0 ppm; 0,01 ppm;
dan 0,1 ppm sama-sama terdapat 2 biji yang berkecambah, sedangkan biji yang
banyak berkecambah yaitu pada konsentrasi 1 ppm, dan pada konsentrasi 10 ppm
tidak terdapat biji yang berkecambah. Pada hari ke-4 biji yang berkecambah
terdapat pada konsentrasi 1,0 ppm yaitu 2 biji, sedangkan pada konsentrasi 1
ppm dan 10 ppm hanya 1 biji yang berkecambah.
Menurut teori Soega
(2009) perkecambahan adalah munculnya platuk (tanaman kecil) dari dalam biji
perkecambahan mellibatkan proses fisika maupun kimia. Mula-mula terjadi proses
fisika yaitu biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai biji menjadi
lunak. Saat air masuk ke dalam biji melalui imbibisi, maka reaksi kimia didalam
biji menjadi teraktifkan karena enzim-enzim mulai bekerja.
Pengaruh hormon
giberelin terhadap perkecambahan pada biji yaitu giberelin dapat memecahkan
dormansi biji dan tunas pada sejumlah tanaman, respon terhadap giberelin
meliputi peningkatan pembelahan sel danpembesaran sel.
Selain hormon
giberelin, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji, yaitu :
1.
Faktor eksternal, diantaranya :
a)
Air
b)
Suhu dan kelembaban
2.
Faktor internal, diantaranya :
a)
Tingkat pemasakan benih
b)
Ukuran benih
c)
Dormansi
d)
Kehadiran faktor penghambat (Salisbury,
1995)
Dari percobaan dapat
diketahui bahwa perkecambahan biji Lycopersicum
esculentum yang paling cepat terdapat pada konsentrasi 0,1 ppm karena pada
hari ke-3 semua biji sudah berkecambah. Sedangkan biji Lycopersicum esculentum yang paling lambat berkecambah terdapat
pada konsentrasi 0,1 ppm.
D. Kesimpulan
1.
Pengaruh pemberian larutan GA dalam berbagai
konsentrasi yaitu 0 ppm; 0,01 ppm; 0,1 ppm; 1 ppm; dan 10 ppm terhadap proses
perkecambahan biji Lycopersicum
esculentum yaitu pada konsentrasi 0,01 ppm merupakan konsentrasi yang
paling optimal dalam perkecambahan biji Lycopersicum
esculentum.
2.
Konsentrasi larutan giberelin yang cepat
pengaruhnya terhadap perkecambahan biji Lycopersicum
esculentum yaitu pada konsentrasi 0,01 ppm, sedangkan konsentrasi larutan
giberelin yang paling lambat terhadap perkecambahan biji Lycopersicum esculentum yaitu pada konsentrasi 0,1.
E. Daftar
Pustaka
Campbell. 2003. Biologi Jilid II.
Jakarta : Erlangga
Salisbury. 1995. Fisiologi Tumbuhan II.
Jakarta : ITB Press
Soega, N. 2011. “Pola Pertumbuhan Tanaman”.
http//soega.wordpress/com/.
0 Response to "Hormon giberelin berpengaruh dalam perkecambahan tanaman tomat???... Yuuk simak percobaannya…"
Posting Komentar